Skip to content
New issue

Have a question about this project? Sign up for a free GitHub account to open an issue and contact its maintainers and the community.

By clicking “Sign up for GitHub”, you agree to our terms of service and privacy statement. We’ll occasionally send you account related emails.

Already on GitHub? Sign in to your account

repost dari blog sendiri sih #24

Open
wants to merge 2 commits into
base: master
Choose a base branch
from
Open
Changes from all commits
Commits
File filter

Filter by extension

Filter by extension

Conversations
Failed to load comments.
Loading
Jump to
Jump to file
Failed to load files.
Loading
Diff view
Diff view
51 changes: 51 additions & 0 deletions _posts/2017-10-30-mencoba-visual-studio-code.md
Original file line number Diff line number Diff line change
@@ -0,0 +1,51 @@
---
layout: post
title: Mencoba Visual Studio Code
tags: [editor,code,atom]
author: aries
category: linux
summary: "Mencoba editor yang sedang naik daun Visual Studio Code dan beberapa perbandingan dengan editor lainnya."
---

Pada awalnya saya tidak tertarik mencoba editor satu ini, alasannya sederhana, ketika mendengar VSCode yang saya ingat itu IDE Ms Visual Studio .Net, IDE zaman kuliah yang aduhai beratnya, dan yang kedua sayapun kurang yakin editor buatan Microsoft ini bisa berjalan dengan nyaman di laptop Debian saya.

Sampai akhirnya rekan kerja menyarankan untuk mencoba, gak ada ruginya ini kalaupun ternyata gak suka tinggal _uninstall_.

Ternyata setelah mencoba beberapa saat malah nyaman dan akhirnya migrasi dari editor sebelumnya, Atom. ( Sebagai tambahan informasi yang gak penting-penting amat sebelum Atom saya pengguna Sublime).

Dan berikut alasan kenapa akhirnya pindah ke VSCode.

### 1. Lebih 'Ringan'

Salah satu yang agak bikin kesal saat menggunakan Atom adalah saat membuka berkas yang sebenarnya tidak cukup besar tapi mengakibatkan _hang_ beberapa saat, tidak lama sih tapi cukup bikin kesal.
Berbeda dengan saat mencoba VSCode, berkas yang sama dibuka dan tidak ada jeda untuk _hang_. Wah lumayan nih. Walaupun begitu, editor ini memang gak ringan-ringan amat soalnya dibangun dengan _javascript_ dan _electron_.

### 2. Terintegrasi dengan Terminal

_Ngoding_ dan terminal saat ini udah cukup sering berpasangan, jalanin fungsi-fungsi _composer_ di terminal, _php artisan_ di terminal juga, yang main javascript jalanin perintah _npm_ di terminal juga.Biasanya suka alt+tab gitu gonta ganti dari editor ke terminal, dengan VSCode hal itu udah gak perlu, editor ini udah terintegrasi dengan terminal. Atom juga ada sih pake plugin tambahan.

![](http://photouploads.com/images/263f9d.gif)

### 3. Integrasi Dengan GIT

Beberapa fungsi git bisa digunakan dengan mudah, yang paling gampang kelihatan adalah ngelihat perbedaan sebelum melakukan _commit_. Lalu ditampilkan berdampingan untuk lebih jelasnya bisa lihat _gif_ di bawah ini.

![](http://photouploads.com/images/cf340c.gif)

### 4. Plugin

Kalau Anda merasa masih kurang akan fitur-fitur di atas tenang saja VSCode juga menyediakan _marketplace_ untuk _plugin_ demi membantu kenyamanan dalam menggunakan editor yagn satu ini. Salah satu _plugin_ yang saya pasang itu _Atom Keymap_ biar gak perlu adaptasi lagi dengan _shortcut_ yang biasa digunakan di atom namun berbeda di VSCode.
![](http://photouploads.com/images/90bfe4.gif)

### 5. Debug

Sebenarnya fitur ini belum saya coba, tapi jika mau lihat orang-orang yang sudah menggunakan fitur ini bisa ditengok ke akun twitter VSCode.

#### Akhir Kata

Bagi yang terbiasa menggunakan Sublime atau Atom awalnya akan kurang nyaman karena beberapa _shortcout_ yang berbeda, tapi itu bisa ditanggulangi dengan plugin seperti _Atom Keymap_.
Terus walaupun ini produk Microsoft aplikasi ini _free_ ( setidaknya sampai ini ditulis ), _source code_ nya ada di [Github](https://github.com/Microsoft/vscode), lisensinya MIT. Itu lisensi kodenya kalo lisensi aplikasinya sendiri bisa ditengok di situs ofisial vscode.